26 Februari 2009

Dibalik Senyum Petugas Pom Bensin

Tulisan berikut ini saya dapatkan dari email seorang teman. Semoga melalui tulisan ini, nasib kesehatan petugas pom bensin bisa diperbaiki dimulai dengan memakai masker penutup hidung.

----------------------------------------------------------------------

Ketika mengisi bensin, saya sering kali ngobrol dengan petugas pom bensinnya. Kebiasaan saya memang suka mengobrol dengan siapa saja. Sering kalinya saya hanya ingin menambah wawasan saja dari hal-hal yang mungkin tidak terpikirkan oleh saya sebelumnya. Hal yang beberapa bulan ini saya tanyakan ke mereka diberbagai tempat pom bensin adalah apakah mereka tidak pusing mencium bau bensin setiap hari dan kenapa mereka tidak memakai masker penutup hidung agar mengurangi uap bensin yang terhirup.


Hal tersebut saya tanyakan, karena saya saja yang berdiri sebentar sambil ngobrol, sudah langsung pusing karena menghirup bau bensin tersebut.

Mereka, kurang lebih sepuluh orang, yang saya tanyakan semuanya menjawab bahwa sebenarnya mereka juga pusing. Mereka merasakan dada yang sesak. Dan makin parah lagi kalau pas mereka sedang sakit, katakan saja flu,perasaan sakit di dada semakin menjadi.

Ketika saya tanyakan kenapa mereka tidak memakai masker, jawaban mereka semuanya sama yaitu karena kebijakan perusahaan. Perusahaan melarang mereka memakai masker karena demi pelayanan ke pelanggan. Mereka diwajibkan untuk tetap tersenyum ketika melayani pelanggan. Mereka bilang, kalau mereka pakai masker, mereka tidak bisa lagi menunjukkan senyum mereka ke nasabah dan itu akan dianggap tidak sopan karena tidak menghargai pelanggan.

Hazrah kazrah!

Saya terkaget mendengar jawaban mereka. Jawaban mereka semuanya seragam.
Jawaban mereka pun semakin diperkuat dengan iklan Pertamina di televisi yang mengutamakan senyum petugasnya ketika melayani pelanggan.

Ironisnya, dibalik senyum yang mereka berikan, ada derita yang harus mereka tanggung dengan mencium uap bensin setiap hari yang dapat memberikan gangguan yang serius kepada kesehatan mereka, khususnya
paru-paru dan otak mereka.

Saya sebagai pelanggan lebih senang melihat mereka memakai masker penutup hidung, ketimbang mereka melayani dengan senyum tapi saya tahu dibalik senyumnya, mereka menanggung derita yang tidak ringan.

Melalui tulisan ini, saya mengajak kita yang peduli terhadap nasib para pekerja pom bensin untuk menyerukan kepedulian kesehatan petugas pom bensin agar pertamina dan pemilik pom bensin melengkapi petugas pom bensin dengan masker penutup hidung.

Saya sebagai pelanggan pom bensin lebih peduli kesehatan petugas pom bensin ketimbang senyuman mereka ketika mereka mengisikan bensin ke kendaraan saya.
Saya sudah mulai merasa tidak nyaman karena tahu dibalik senyuman petugas pom bensin ada derita yang harus mereka tanggung akibat menghirup uap bensin.

catatan:
Sekedar tambahan catatan, untuk pom bensin yang buka 24 jam, diterapkan tiga shift kerja. Kurang lebih mereka bekerja seharinya sekitar 8-9 jam. Jumlah jam yang cukup lama untuk menghirup uap bensin terus menerus.

Tidak ada komentar: