17 April 2009

Pilkadus Dengan Touchscreen Di Jembrana

Poh Santen, Kisruh pelaksanaan Pemilu Legislatif (Pileg) tahun ini yang diliputi persoalan Daftar Pemilih Tetap (DPT) sampai masalah tertukarnya surat suara memberikan inspirasi bagi Pemkab Jembrana.

Pemilihan kepala dusun (pilkadus) Pasatan, Pohsanten, Mendoyo yang digelar Kamis (16/4), panitia pemilihan tidak lagi menggunakan sistem contreng namun digantikan dengan sistem sentuh. Dengan sistem ini, pemilih tidak lagi memerlukan surat suara tetapi cukup menyentuh salah satu foto calon pilihannya yang muncul di layar sentuh (touch screen).

Legowo Menerima Kekalahan

Fenomena caleg stress dan ketidaksiapan mental untuk menerima kekalahan saat ini sudah terjadi dimana-mana. Ada yang menjadi gila, mengurung diri di kamar, mengomel-ngomel sendiri sampai ada yang menagih kembali bantuan yang sudah diberikan sebelum pencontrengan dikarenakan suara yang didapat si caleg tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Antisipasi fenomena caleg stress pasca pemilu sudah ada. Salah satunya adalah pihak Rumah Sakit Jiwa (RSJ) sudah mempersiapkan beberapa kamar untuk si caleg stess tersebut. Bahkan ada yang menyiapkan kamar VIP. Menurut saya sih itu terlalu berlebihan (menyiapkan kamar VIP). Kenapa? Secara sederhana saja berpikir, darimana uang untuk membayar kamar VIP yang mahal sedangkan saat ini si caleg yang kalah tersebut stress karena harus membayar hutang yang menumpuk disana-sini. Di sisi yang lain para dokter ahli jantung juga akan kebanjiran pasien.

Menurut hemat saya, kenapa harus stress kalau memang tidak dipercayai rakyat? ya kita harus legowo, mungkin perjuangan kali ini belum berhasil masih ada pemilu 5 tahun lagi, siapa tahu pada saat itu kita sudah dipercaya rakyat untuk mewakili mereka. Dengan catatan, sebelumnya kita menunjukkan bukti nyata pengabdian dan pengorbanan kita kepada masyarakat. Tidak hanya memberi bantuan atau berbaik hati secara tiba-tiba menjelang pemilu. Tindakan instan itu tidak akan berhasil karena sebagian besar masyarakat kita sudah pintar menentukan pilihannya.

Jadi, bagi para caleg yang gagal berbesar hatilah atau legowo menerima kekalahan Anda.